BINTAUNA, Bolmong Utara 19 September 2025 Mediabaraksulut.com – Warga Desa Huntuk kembali menunjukkan ketidakpuasan terhadap pengelolaan Dana Desa pada tahun anggaran 2025. Mereka mendesak transparansi terhadap penyaluran dana sebesar Rp1.218.000.000 yang diduga tidak dipublikasikan secara jelas oleh pemerintah desa.
Persoalan ini mencuat setelah Alfrens Katiandago, tokoh pemuda setempat, menginformasikan adanya dugaan pelanggaran aturan terkait transparansi Dana Desa Huntuk ke Pihak Media. Menurut mereka, Kepala Desa Huntuk diduga menunjukkan sikap tidak taat aturan dan sengaja mengabaikan kewajiban pemasangan baliho informasi APBDes yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018.
“Aturan tersebut menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa, termasuk dengan pemasangan baliho sebagai media informasi kepada masyarakat,” kata Alfrens.
Meskipun dana sebesar itu diperuntukkan bagi pembangunan desa, sampai hari ini warga masih belum mendapatkan informasi resmi mengenai penggunaan dana tersebut. Kondisi ini memicu kemarahan warga yang menganggap Pemerintah Desa Huntuk tidak menunjukkan niat untuk transparan.
Awal bulan Agustus 2025 lalu, warga bahkan melakukan aksi demo dengan menutup kantor desa sebagai bentuk protes dan menuntut kejelasan pengelolaan dana desa. Mereka juga telah melapor ke Kejaksaan Negeri Bolmut, yang kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan pemeriksaan oleh Inspektorat untuk Dugaan penyalahgunaan dana desa Huntuk 2024.
Hingga kini, warga tetap menunggu kejelasan dari pemerintah desa terkait penggunaan dana desa, yang selama ini diduga tidak sesuai dengan ketentuan dan merugikan negara. Mereka berharap, pihak berwenang dapat menegakkan transparansi demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana desa.
Akibat adanya dugaan penyalahgunaan Dandes 2024, kepercayaan Wargapun pudar. Akibatnya Warga Huntuk mempertanyakan Dana Desa Untuk 2025 sebesar Rp 1.218.000.000. Singgung Alfrens, mungkin angaran ini tidak mencukupi untuk membeli balak dan paku untuk pemasangan baliho, kelakar Alfrens Katiandago menutup pembicaraan.
—
#NoF/YonF